Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Pengucap áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ Tanpa Amal Masuk Surga ?
Senin, 26 Agustus 24
***

Pertanyaan :

Penanya dengan inisial A. S. bertanya : Apakah orang yang mengatakan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ tanpa beramal apa pun akan masuk Surga ? yakni, ia mengucapkan kalimat tersebut dengan lisannya saja (tanpa melakukan hal-hal yang menjadi konsekwensinya). Karena ada sebuah hadis (qudsi) yang maknanya (Allah berfirman) :


æóÚöÒøóÊöí æóÌóáóÇáöí æóßöÈúÑöíóÇÆöí æóÚóÙóãóÊöí áóÃõÎúÑöÌóäøó ãöäúåóÇ ãóäú ÞóÇáó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ


‘Demi keperkasaan-Ku, keagungan-Ku, kebesaran-Ku, dan keagungan-Ku, sungguh Aku benar-benar akan mengeluarkan darinya (Neraka) setiap orang yang mengatakan ‘áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ ‘ [1]

Wallahu A’lam. Terimaksih yang sebar-besarnya bagi Anda.

Jawab :

Syaikh ÑóÍöãóåõ Çááå menjawab, “Kalimat ‘áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ ‘merupakan kalimat yang agung, Andaikan langit dan bumi ditimbang dengan kalimat ini niscaya kalimat ini akan lebih berat. Makna kalimat ini adalah ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.’ Sehingga setiap sesuatu yang disembah selain Allah maka itu adalah batil. Bedasarkan firman Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì :


Ðóáößó ÈöÃóäøó Çááøóåó åõæó ÇáúÍóÞøõ æóÃóäøó ãóÇ íóÏúÚõæäó ãöäú Ïõæäöåö åõæó ÇáúÈóÇØöáõ æóÃóäøó Çááøóåó åõæó ÇáúÚóáöíøõ ÇáúßóÈöíÑõ [ÇáÍÌ : 62]


Hal itu (kekuasaan Allah berlaku) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Maha Benar dan apa saja yang mereka seru selain Dia itulah yang batil. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (al-Hajj : 62)

Dan ibadah itu tidaklah hanya sebatas rukuk atau sujud, yakni, bahwa seseorang bisa jadi beribadah atau menyembah selain Allah dengan tanpa melakukan rukuk dan sujud kepadanya. Akan tetapi, ia lebih mengedepankan cintanya atas kecintaan kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan ia mengagungkannya atas pengagungannya kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì, dan perkataannya menjadi lebih agung di dalam hatinya daripada firman Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Oleh karena ini, Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda,


ÊóÚöÓó ÚóÈúÏõ ÇáÏøöíäóÇÑö æóÚóÈúÏõ ÇáÏøöÑúåóãö æóÚóÈúÏõ ÇáúÎóãöíÕóÉö Åöäú ÃõÚúØöíó ÑóÖöíó æóÅöäú áóãú íõÚúØó ÓóÎöØó ÊóÚöÓó æóÇäúÊóßóÓó æóÅöÐóÇ Ôöíßó ÝóáóÇ ÇäúÊóÞóÔó


Binasalah hamba dinar, hamba dirham, dan hamba Khamishah. Jika diberi maka ia ridha, jika tidak diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia. Jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya.[2]

Maka, beliau menjadikan status seseorang sebagai ‘hamba’ bagi dinar, sebagai hamba bagi dirham dan sebagai hamba bagi khamashah. Khamishah adalah al-Kisa(pakaian), padahal mereka ini tidaklah menyembah dirham dan dirham, mereka tidak melakukan rukuk terhadapnya. Tidak pula mereka melakukan sujud terhadapnya. Akan tetapi mereka mengagungkannya lebih banyak daripada pengagungan terhadap Allah ÚóÒøóæóÌóáøó, dan kepada hal ini, firman-Nya berikut ini mengisyaratkan,


æóãöäó ÇáäøóÇÓö ãóäú íóÊøóÎöÐõ ãöäú Ïõæäö Çááøóåö ÃóäúÏóÇÏðÇ íõÍöÈøõæäóåõãú ßóÍõÈøö Çááøóåö æóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÃóÔóÏøõ ÍõÈøðÇ áöáøóåö [ÇáÈÞÑÉ : 165]


Dan di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah (al-Baqarah : 165)

Jadi, kalimat ini merupakan kalimat yang agung. Di dalamnya berisikan berlepas dirinya seseorang dari segala bentuk kesyirikan, dan memurnikan sifat uluhiyah dan ibadah hanya bagi Allah ÚóÒøóæóÌóáøó semata. Maka, kalau seseorang mengucapkan kalimat ini dengan lisannya dan hatinya, maka dialah orang yang mengatakan kalimat ini dengan benar, dan oleh karena ini, Abu Hurairah ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ mengatakan (kepada Nabi Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó )


ãóäú ÃóÓúÚóÏõ ÇáäøóÇÓö ÈöÔóÝóÇÚóÊößó


Siapakah gerangan manusia yang paling berbahagia dengan memperoleh syafa’at Anda ?

Beliau Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó menjawab :


ãóäú ÞóÇáó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ ÎóÇáöÕðÇ ãöäú ÞóáúÈöå


Siapa yang mengatakan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ dengan ikhlash dari lubuk hatinya.

Dan, beliau Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda di dalam hadis Itban bin Malik ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ,


Åöäøó Çááøóåó ÍóÑøóãó Úóáóì ÇáäøóÇÑö ãóäú ÞóÇáó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ íóÈúÊóÛöí ÈöÐóáößó æóÌúåó Çááøóåö


Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ di mana ia menceri dengan hal tersebut wajah Allah.

Oleh karena itu, hal tersebut harus berasal dari keikhlasan.

Adapun siapa yang mengucapkan kalimat tersebut dengan lisannya tanpa diyakini oleh hatinya, maka sesunguhnya kalimat tersebut tidak bermanfaat baginya, karena orang-orang Munafik mereka (juga) mengingat dan menyebutkan nama Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan mengucapkan kalimat ‘áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ ‘ sebagaimana Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


æóÅöÐóÇ ÞóÇãõæÇ Åöáóì ÇáÕøóáóÇÉö ÞóÇãõæÇ ßõÓóÇáóì íõÑóÇÁõæäó ÇáäøóÇÓó æóáóÇ íóÐúßõÑõæäó Çááøóåó ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ [ÇáäÓÇÁ : 142]


Apabila berdiri untuk shalat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali (an-Nisa : 142)

Dan mereka pun bersaksi kepada Nabi Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó akan kerasulannya, sebagaimana Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


ÅöÐóÇ ÌóÇÁóßó ÇáúãõäóÇÝöÞõæäó ÞóÇáõæÇ äóÔúåóÏõ Åöäøóßó áóÑóÓõæáõ Çááøóåö æóÇááøóåõ íóÚúáóãõ Åöäøóßó áóÑóÓõæáõåõ æóÇááøóåõ íóÔúåóÏõ Åöäøó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó áóßóÇÐöÈõæäó [ÇáãäÇÝÞæä : 1]


Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. (al-Munafiqun : 1)

Maka, tidak akan bermanfaat bagi mereka persaksian mereka bahwa tidak ada Tuhan yang benar kecuali Allah, tidak pula persaksian mereka bahwa Muhammad adalah utusan Allah, karena mereka tidak mengucapkan hal itu dari hati yang ikhlash. Maka, barang siapa mengucapkan kalimat ini tanpa keikhlasan, niscaya kalimat tersebut tidak akan memberikan kemanfaatan kepadanya dan kaliamat itu tidak akan menambahnya dari Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì kecuali semakin jauh saja. Oleh karena itu, kita memohon kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì untuk kita dan untuk saudara-saudara kita kaum Muslimin kepercayaan dan keyakinan serta beramal dengan apa yang menjadi konsekwensi-konsekwensi kalimat yang agung ini. Sesungguhnya Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.

Wallahu A’lam

Sumber :

Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Jilid 1, hal. 76-77, soal : 42

Catatan :

[1] HR. al-Bukhari, kitab : ash-Shalat, bab : al-Masajid fi al-Buyut, no. 425, dengan lafazh :


Åöäøó Çááøóåó ÞóÏú ÍóÑøóãó Úóáóì ÇáäøóÇÑö ãóäú ÞóÇáó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ íóÈúÊóÛöí ÈöÐóáößó æóÌúåó Çááøóåö


Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ di mana ia menceri dengan hal tersebut wajah Allah.

[2] HR. Al-Bukhari, kitab al-Jihad wa As-Siyar, bab : al-Hirasah Fi al-Ghazwi, no. 2886


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1959