Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Bagaimana Merealisasikan Persaksian
Senin, 19 Agustus 24
***

Soal :

Penanya mengatakan, ‘Bagaimana seorang muslim merealisasikan persaksian bahwa áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah) dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dengan perkataan, amalan dan keyakinan yang mana hal tersebut akan memberikan kepadanya jaminan selamat dari kekal di dalam Neraka ?

Bimbinglah kami selaras dengan pertanyaan ini.

Jawab :

Syaikh menjawab, “Merealisasikan persaksian bahwa áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ adalah dengan, seseorang memahami makana kalimat ini, kemudian ia mengamalkan apa yang menjadi pengetahuannya ini. Adapun makna áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ adalah áóÇ ãóÚúÈõæúÏó ÍóÞøñ ÅöáøóÇ Çááåõ (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah), maknanya bukan ‘tidak ada sesembahan yang ada kecuali Allah.’ Tapi, maknanya adalah ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.’ Hal demikian itu karena ada di antara makhluk yang disembah selain Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan dinamakan ‘sesembahan.’, sebagaimana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman :


ÝóãóÇ ÃóÛúäóÊú Úóäúåõãú ÂáöåóÊõåõãõ ÇáøóÊöí íóÏúÚõæäó ãöäú Ïõæäö Çááøóåö ãöäú ÔóíúÁò áóãøóÇ ÌóÇÁó ÃóãúÑõ ÑóÈøößó [åæÏ : 101]


karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. (Huud : 101)
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman :


æóáóÇ ÊóÌúÚóáú ãóÚó Çááøóåö ÅöáóåðÇ ÂÎóÑó [ÇáÅÓÑÇÁ : 39]


dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah (al-Isra : 39)

Dan, orang-orang Musyrik mengatakan :


ÃóÌóÚóáó ÇáúÂáöåóÉó ÅöáóåðÇ æóÇÍöÏðÇ [Õ : 5]


Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? (Shad : 5)

Akan tetapi, sesembahan-sesembahan ini bukanlah sesembahan yang benar. Tatapi, merupakan sesembahan yang batil. Berdasarkan firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- :


Ðóáößó ÈöÃóäøó Çááøóåó åõæó ÇáúÍóÞøõ æóÃóäøó ãóÇ íóÏúÚõæäó ãöäú Ïõæäöåö åõæó ÇáúÈóÇØöáõ [ÇáÍÌ : 62]


(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil (al-Hajj : 62)

Dan bilamana tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, maka wajib atas seseorang menjadikan ibadah itu seluruhnya,-dalam bentuk keyakinan, perkataan dan perbuatan-, untuk Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata. Dan bilamana ini adalah makna kalimat áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ maka tidaklah mungkin bagi seseorang untuk merealisasikannya sehingga ia melakukan apa yang menjadi konsekwensinya. Dalam arti, ia tidak menyembah kecuali Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, maka ia tidak menghinakan diri dan merendahkan diri terhadapan seorang pun sebagai bentuk ibadah dan pendekatan diri dan kembali kecuali kepada Allah ÚóÒøóæóÌóáøó

Dan konsekwensi dari hal ini juga adalah seseorang tidak menyembah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kecuali dengan apa yang Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- syariatkan, karena Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- Dialah sesembahan yang hak. Sementara selain-Nya adalah sesembahan yang batil. Atas dasar ini maka seseorang tidak menyembah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kecuali dengan sesuatu yang disyariatkan yang dituntunkan oleh para Rasul utusan-Nya.

Untuk dapat merealisasikan persaksian bahwa áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ haruslah juga seseorang mengingkari sesembahan-sesembahan selain Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, sehingga terealisasikan baginya berpegang teguh dengan buhul tali yang kokoh. Allah ÚóÒøóæóÌóáøó berfirman,


Ýóãóäú íóßúÝõÑú ÈöÇáØøóÇÛõæÊö æóíõÄúãöäú ÈöÇááøóåö ÝóÞóÏö ÇÓúÊóãúÓóßó ÈöÇáúÚõÑúæóÉö ÇáúæõËúÞóì [ÇáÈÞÑÉ : 256]


karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [1] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (al-Baqarah : 256)

Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- juga berfirman,


æóáóÞóÏú ÈóÚóËúäóÇ Ýöí ßõáøö ÃõãøóÉò ÑóÓõæáðÇ Ãóäö ÇÚúÈõÏõæÇ Çááøóåó æóÇÌúÊóäöÈõæÇ ÇáØøóÇÛõæÊó [ÇáäÍá : 36]


dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (an-Nahl : 36)

Maka, untuk dapat merealisasikan persaksian bahwa áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah) haruslah seseorang menjauhkan diri dari Thaghut, yaitu, apa saja yang disembah selain dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- atau berhukum kepadanya selain Allah.

Wallahu A’lam

Sumber :

Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Jilid 1, hal. 68

Catatan :

[1] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah














Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1958